“TAK ADA orang lain di dunia ini. Kita adalah ranting-ranting kecil yang berbeda dari SATU pohon yang SAMA” [ Mhardy Mohammad ]

Translate This Blog :

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 14 Maret 2009

Going To The Next Life

Jawa Barat, 31 Januari 2008

Tak pernah ada akhir dari semua perjalanan ini. Terlihat berakhir tetapi berawal lagi dengan kehidupan yang lain. Hidup didunia diakhiri dengan kematian tetapi kemudian berawal lagi dengan kehidupan setelah kematian. Lalu kita menjalani proses menuju PUNCAK KEHIDUPAN. yang abadi dan tak akan lagi ada akhir. Dimana itulah garis finish yang kita tuju melalui kehidupan yang kita jalani sekarang.
Satu kalimat yang ingin kuingat dari akhir bulan yang bukan menjadi akhir dari bulan ini adalah bahwa; setiap detik ternyata kita semakin dekat dengan kehidupan selanjutnya
We're going to the next life !!!

Puisi Terakhir Untuk Rhany

( Chapter 1 )

Aku dapat melihat kesedihan yang berkaca di matamu
Aku dapat merasakan kabut yang meraut di wajahmu
Dan aku dapat merasakan teriakan darahmu
Saat memelukku sebagai pelukan perpisahan

Secepat mungkin kuleraikan rangkulan tanganmu
Karena aku tak ingin jiwamu membawa jiwaku pergi bersamamu
Mimpiku tlah berlabuh di kota ini...
Dan aku tetap ingin merekah disini...
Maafkan aku...

Mungkin memang pantas kau bersedih
Karena segala harapmu itu tak bisa menggugahku untuk kembali
Engkau menangis, terus menangis dan menangis
Mengiris hatiku...
Aku ingat segala pengorbananmu itu, aku salut padamu!
Tapi skali lagi maaf karena itu tak berhasil membujukku untuk menemanimu lagi
Engkau menangis, terus menangis dan menangis
Mencabik hatiku...

Aku tahu ini berat bagimu
Bahkan mungkin terlalu berat untukmu
Mencintai hati yang terlambat kau cintai
Dan tetap mencintai hati yang tak bisa menerimamu lagi

Kau terus menangis...
Seakan hidup ini hanya menangis


( Chapter 2 )

Aku belum pernah melihat cinta sedalam itu
Aku belum pernah menemukan cinta setinggi itu
Diantara wanita yang pernah menyentuh hatiku,
Kau yang paling membuat aku bimbang
Aku dapat melihat besarnya cintamu itu
Aku merasa kau yang paling mencintaiku
Tapi entah mengapa kau jadi wanita yang paling sering membohongiku
Sementara kau tahu aku bukan lelaki tanpa ego

Berkali-kali...,
Ku melebihkan Nhisa dari dirimu
Berkali-kali...,
Ku membuatmu merasa tak bisa menggantikan Nhisa
Agar kau berhenti berharap
Dan berhenti menganggapku segalanya
Berkali-kali...,
Aku menulis puisi tentang yang terakhir bersamamu.
Berkali-kali...,
Aku menulis lagu tentang yang terakhir mencintaimu.
Tapi semua itu tak lebih dari luapan rasa sesaat
Yang slalu berakhir dengan pengakuan,
Bahwa seberapa kalipun kau mendustai aku,
Seberapa kalipun aku kecewa saat kau tak bisa menjadi seperti yang aku harapkan
Keteduhanmu tetap menjadi sesuatu yang bertahta dihatiku
Tapi..., hidup harus ada keputusan
Kuputuskan bahwa ini benar-benar yang terakhir
Puisi yang terakhir untuk mengingatmu, Sayang...
Kuharap kau merelakan kebersamaanku dengan wanita yang akan aku pilih
Di suatu hari di masa depan

Ku ingin kau meninggalkan kebrengsekanku
Karena hidupmu, keanggunanmu, dan sanjungan orang-orang yang mengagumimu,
Adalah sesuatu yang begitu berharga yang membuatku merasa tak pantas memilikinya
Aku hanya pria_brengsek
Dengan segala kepalsuan dan keterbatasan yang aku miliki
Ku tak bisa menjadikanmu wanita yang memiliki kisah cinta indah


( Chapter 3 )

Kesedihan yang mengalir di matamu menjadi boomerang yang mengutuk perubahanku.
Perubahan jiwa yang dibentuk oleh masa yang aku hadapi
Masih terngiang saat-saat pertempuranmu dengan Nhisa
Saat memperebutkan tempat di hatiku
Dimana kau kalah dan terluka parah,
Dan mundur meninggalkan hatiku yang berantakan oleh pertempuran sengit kalian

Aku baru merasakan betapa berharganya dirimu
Saat kau tak akan ada disampingku lagi
Tapi sudah terlambat semuanya...
Hari ini adalah hari terakhir yang tak menyempatkanku untuk bernostalgia
Sudah terlambat semuanya...
Hari-hari indah itu takkan lagi ada
Saat aku berpacu diatas roda dimana kau memeluk hatiku dari belakang.
Aku tlah mencoba melupakan sentuhan lembut itu
Dan kecupan indah yang kau berikan saat aku lelah dan tertidur di pangkuanmu
Tapi kau masih Rhany
Yang kucintai seperti saat aku mencintainya di malam-malam STAIN

Hari ini...,
Aku akan berbohong dengan berkata selamat tinggal
Aku akan munafik dengan tak menampakkan kesedihan
Aku akan sok hebat dengan sedikitpun tak menitikkan air mata
Dan mengabaikan hatiku yang berdarah...

Selamat tinggal manis...



------------------------------------------------------------
Dermaga Tanjung Priuk, 4 April 2008

Dalam ketakberdayaan Hati, dan Keterbatasan Diri

Kamis, 12 Maret 2009

Perempuan Hilang Kemaluan (P.H.K)

wahai perempuan . . .
apa yang membuatmu menjual kehormatanmu?
wahai perempuan . . .
apa yang membuatmu menjajakan kemaluanmu?
bukankah itu titipan Tuhan untukmu?
sulit ku percaya . . .
apakah dunia memang sudah senista ini?
apakah dunia memang sudah seedan ini?
sulit ku percaya . . .
kita membangun peradaban yang bobrok
melahirkan generasi krisis iman yang sukses diatas semua kekeliruan
lalu dengan penuh congkak kita berdiri
seakan abadi kita lupa akan mati
dan menganggap Surga dan Neraka seolah-olah hanya dongeng
cerita pengantar tidur . . .

Doa diujung Malam;
"semoga sebelum kita wafat,
kita masih sempat untuk benar-benar serius menganggap-Nya Tuhan
amin . . ."