Jawa Barat, Maret 2010
Aku tahu bahwa kau tak mendambakanku
Dan kutahu ku bukan sesiapa dihatimu
Kumengerti jika kesempurnaan paras itu bukan untukku
Dan kupahami jika keanggunan pesona itu,
Juga bukan untukku...
Tapi puisi ini untukmu...!
Puisi yang kutulis dengan tinta perasaanku
Puisi ini untukmu...!
Barisan kata yang kurangkai dengan jiwaku
Hingga bacalah puisi ini
Walau sejenak,
Wahai pesona yang sempurna...!
Mungkin benakmu akan bertanya...,
Namun benakku pun bertanya seperti benakmu yang bertanya
Mengapa begitu kerasnya kumembayangkanmu siang dan malam
Mungkin hatimu sulit mengerti...,
Namun hatiku pun tak mengerti seperti hatimu yang tak mengerti
Mengapa begitu tingginya kumendambakanmu pagi dan senja
Tapi cobalah berkaca,
Wahai rembulan yang purnama
Mungkin engkau akan tahu mengapa aku jatuh cinta
Kuharap kau mengerti bahwa aku juga hanya manusia
Yang tak berdaya terhadap cinta
Ada sesuatu di wajah itu,
Yang membuatku terpana dan tak sanggup bicara
Hingga kutulis puisi bisu ini,
Untukmu.., puisi ini untukmu..!
Maka bacalah walau hanya sekali
Wahai bidadari yang jelita...
Namun kau tak harus jatuh cinta padaku
Jika cinta itu memang tak ada
Kau adalah mawar
Dan aku tetaplah rumput liar...
Kau takkan pernah menginginkan diriku
Sampai mati pun kau takkan pernah kumiliki
Tapi demi cinta yang suci tumbuh dari dalam hati
Demi cinta yang terbit dibalik sanubari
Demi cinta yang memberi kedamaian bagi bumi
Setidaknya terimalah aku sebagai pemujamu
Pemuja yang akan mencintaimu sepanjang hayat
Pemuja yang akan mengagumimu segenap hati
Meski tak memenangkan cintamu
Karena rasa ini untukmu
Hanya untukmu...!
Sungguh hanya untukmu...!
"Cinta ini adalah sebuah rasa yang diciptakan Tuhan
sebagai anugerah sekaligus misteri bagi kehidupan manusia
Yang akan selalu sulit tuk dijawab..."
(Mhardy Mohammad)