MASTRA - 20 April 2011, Setelah memutuskan hengkang dari Penerbit M-Independent. Mhardy Mohammad belum mau bercerita di Penerbit mana ia akan bernaung untuk menerbitkan buku-bukunya. Namun Pujangga baru yang belakangan ini berhasil menjadi fenomena dan mencuri perhatian penggemar sastra tanah air ini memastikan bahwa The Big Mission 100 Juta Pembaca tetap berjalan.
"Misi besar itu masih dan akan terus kita jalankan sebagaimana komitmen kami dari awal untuk menciptakan sebuah rekor baru untuk Indonesia. Dan hari ini kami mereproklamasi misi itu dengan perubahan ketentuan yang jika sebelumnya misi ini hanya berlaku di 4 negara. Maka sekarang berlaku di semua negara. Mahasiswa atau Tenaga Kerja Indonesia yang berada di luar negeri juga dapat memberikan suara dan masuk dalam daftar pembaca"
Dunia sastra tanah air belakangan ini memang sedang miskin prestasi. Nama Indonesia di mata dunia lebih dikenal sebagai salah satu negara terkorup. Dengan insiden bencana alam yang silih berganti menerpa. Indonesia bukan lagi Zamrud Khatulistiwa yang dikagumi. Tetapi menjadi salah satu negara "Travel Warning" plus sarang teroris yang ditakuti.
“Saatnya Sastra Indonesia menciptakan sejarahnya sendiri. Karena Sastra Indonesia punya kekayaan dan pesona tersendiri yang membuatnya patut dibaca dan dikagumi dunia”
Ada semangat yang menyala-nyala di mata pemuda ini ketika melontarkan slogannya itu. Ia mengetuk rasa nasionalisme putra-putri negeri untuk selalu berusaha mengharumkan nama Indonesia. Dan 5 (lima) komunitas pun bekerjasama mewujudkan misi besarnya itu. Sebutlah masTRA (Masyarakat Sastra Jakarta), ISMI (Ikatan Sastrawan Muda Indonesia), GenTa (Gerakan Cinta Sastra), Kompi (Komunitas Pencinta Puisi), dan PERAYU (Persatuan Penyair Melayu). Dan beberapa relawan dari komunitas PPLP (Para Penghuni Lembah Perasaan).
Beberapa orang kemudian mempertanyakan kelayakan Penulis kelahiran Sulawesi Selatan, 23 Oktober 1988 untuk menjadi kandidat pemecah rekor. Bagi yang belum membaca bukunya memang belum tahu siapa dia. Dan bagi yang sudah membaca bukunya sedikit banyak sudah akan dapat menilai kelayakan dirinya. Dia adalah pemuda sederhana yang luar biasa. Pujangga Pribumi ini disebut-sebut akan menyaingi Kahlil Ghibran di suatu hari ("Hanya masalah waktu saja", -Masyarakat Sastra Jakarta-). Dan seperti yang kita kenali dari karya-karyanya Ia memang salah satu penyair paling berani di Indonesia. Kritikannya setajam silet dan kontroversial. Namun disisi lain, puisi-puisi cintanya yang indah dan menghanyutkan perasaan membuatnya juga digelari Raja Pujangga oleh penggemarnya sendiri.
Sebagaimana diketahui, Mhardy Mohammad adalah penulis dari Buku;
• Mutiara-Mutiara Terpendam Didalam Samudera Al-Quran
• Bisikan Malam Sunyi
• Syair Tuhan
• Merokok Antara Kebutuhan, Kebodohan, dan Gaya
• Jadilah Kamu Generasi Anti Bid’ah
• Sekeranjang Kritik terhadap Umat Islam Indonesia
• Manusia-Manusia Terpilih
• Tanda Terakhir Sebuah Kenangan Indah
• Aku Adalah Aku! (I Am What I Am !)
• Jangan Percaya Politik!
• Ya, Aku Sales!
• The Canon of Love
• Sorry, I Love You…!
• Coretan Dinding Penjara
• Air Mata Langit
• The Legend Of: Republik Islam
• Serial Petualangan; Raja Pujangga
• Hati Yang Tak Bisa Kumiliki
• Catatan Hujan Januari
• Zamrud Khatulistiwa, Indonesiaku
Dari 20 karya tulisnya itu, hanya 4 judul yang masuk dalam program The Big Mission ini, yakni 4 judul yang paling laris: Tanda Terakhir Sebuah Kenangan Indah, My Secret Love, Air Mata Langit, dan Bisikan Malam Sunyi. Empat Karya Sastra Terbaik yang menyemarakkan kembali panggung sastra Tanah Air. Mengembalikan kejayaan, dan keharuman nama Penyair Nusantara. Jika anda orang Indonesia yang mengaku memiliki rasa nasionalisme, berikanlah setidaknya satu suara untuk misi besar ini. Kapan lagi Indonesia memiliki penulis terlaris yang mendunia jika bukan saat ini...?. Mari bersama kita putihkan dan harumkan nama bangsa, negeri tumpah darah, negeri kita tercinta, Indonesia...