“TAK ADA orang lain di dunia ini. Kita adalah ranting-ranting kecil yang berbeda dari SATU pohon yang SAMA” [ Mhardy Mohammad ]

Translate This Blog :

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 01 Mei 2012

Mengenal Sang Kandidat Pemecah Rekor 100 Juta Pembaca

Mhardy Mohammad, seorang Pujangga baru yang belakangan ini berhasil mencuri perhatian penggemar sastra tanah air. Seorang filosof muda, blogger yang juga pendiri komunitas; Republik Islam. Lahir di Luwu, Sulawesi Selatan pada tanggal 23 Oktober 1988 dari sebuah keluarga petani yang sederhana. Ia adalah salah seorang seniman multi talenta yang dimiliki Indonesia. Pujangga pribumi kandidat pemecah rekor 100 juta pembaca ini disebut-sebut akan menyaingi Kahlil Ghibran di suatu hari ("Hanya masalah waktu saja", -Masyarakat Sastra Jakarta-). Dan seperti yang kita kenali dari karya-karyanya, Ia memang salah seorang penyair paling berani di Indonesia. Kritikannya setajam silet dan kontroversial, renungannya sedalam inti bumi. Namun disisi lain, puisi-puisi cintanya yang berbahasa indah dan menghanyutkan perasaan membuatnya juga digelari Raja Pujangga oleh para penggemarnya.
Ia adalah penulis dari Buku;

• Mutiara-Mutiara Terpendam Didalam Samudera Al-Quran
• Bisikan Malam Sunyi
• Syair Tuhan
• Merokok Antara Kebutuhan, Kebodohan, dan Gaya
• Jadilah Kamu Generasi Anti Bid’ah
• Sekeranjang Kritik terhadap Umat Islam Indonesia
• Manusia-Manusia Terpilih
• Tanda Terakhir Sebuah Kenangan Indah
• Aku Adalah Aku!  (I Am What I Am !)
• Jangan Percaya Politik!
• Ya, Aku Sales! 
• The Canon of Love
• Sorry, I Love You…!
• Coretan Dinding Penjara
• Air Mata Langit
• The Legend Of:  Republik Islam
• Serial Petualangan; Raja Pujangga
• Hati Yang Tak Bisa Kumiliki
• Catatan Hujan Januari
• Zamrud Khatulistiwa, Indonesiaku

Sekarang tinggal di Jakarta, merintis bisnis general supplier dan multilevel marketing. Bersama GenTA (Gerakan Cinta Sastra), Ia aktif menjadi pembicara dan memberikan pelatihan kursus kilat kepada para guru dan pelajar di berbagai sekolah sebagai salah satu gerakan untuk membangkitkan sastra tanah air. Penulis berdarah Bugis ini termasuk seniman yang tidak puas berkarya di satu bidang saja. Selain menulis skenario film, Ia juga aktif menulis lagu beragam genre,  jingle iklan, musikalisasi puisi, serta musik instrumental didalam band bernama x-presi yang ia bentuk bersama sahabat-sahabatnya.