#################################
“Tak ada yang mustahil
jika kau mempercayai
kemurahan Tuhan”
( Mhardy Mohammad #091 )
#################################
“Pertemuan itu ada
karena akan ada perpisahan.
Perpisahan itu ada,
karena masih akan ada pertemuan”
( Mhardy Mohammad #092 )
#################################
“Manusia tidak seperti yang terlihat,
yang terdengar, atau yang terbayang.
Karena sifat dan sikap Manusia
mengikuti situasi dan kondisi
yang sedang dialaminya.
Segalanya serba tidak tetap
dan berubah-ubah..”
( Mhardy Mohammad #093 )
#################################
“Jangan menyesali perpisahan.
Seperti kau tak menyesali pertemuan”
( Mhardy Mohammad #094 )
#################################
“Cintailah orang yang mencintaimu.
Karena mencintai
bukan hanya dengan menjadi kekasihnya”
( Mhardy Mohammad #095 )
#################################
“Janganlah membolehkan lidahmu
menghina atau mengumpat
orang lain disaat ia khilaf.
Karena itu berarti engkau membolehkan
dirimu untuk dihina atau diumpat orang lain
disaat engkau khilaf”
( Mhardy Mohammad #096 )
#################################
“Jangan mencerna penglihatan
hanya dengan mata kepala.
Tetapi cernalah dengan mata hati
dan dari berbagai sisi.
Selalu sadarilah bahwa apa yang terlihat selalu berbeda dengan apa yang tersirat”
( Mhardy Mohammad #097 )
#################################
“Selamatkanlah dirimu
dari perbuatanmu sendiri.
Dengan meyakinkan bahwa perbuatanmu
tak akan mendatangkan penyesalan”
( Mhardy Mohammad #098 )
#################################
“Tuhan tak melihat seperti apa wajahmu.
Yang Ia lihat adalah
bagaimana kau berpikir,
dan seperti apa kau berbuat”
( Mhardy Mohammad #099 )
#################################
“Kebebasan menjadi logis
saat batas-batas itu ada.
Manusia bukan Tuhan yang berhak untuk bebas sebebas-bebasnya.
Karena yang harus merdeka adalah akal dan nurani.
Bukan nafsu dan ego
yang begitu dangkal dan sempit”
( Mhardy Mohammad #100 )
#################################
Catatan Akhir. . .
- Jilid 1 -
“Katakanlah hai manusia!
Bahwa engkau bukanlah pemilik kebenaran.
Apa yang engkau bersitkan dalam hati,
apa yang engkau ucapkan,
dan apa yang engkau kerjakan.
Hanyalah kebenaran menurut dirimu sendiri.
Hanyalah kebenaran menurut mata, hati dan pikiranmu.
Bukanlah kebenaran jika engkau menyesatkan manusia lainnya tanpa petunjuk.
Kebenaran bukanlah milikmu dan bukan untukmu sendiri. Kebenaran adalah milik-Nya, dan
untuk seluruh mahkluk-Nya di muka bumi”
( Mhardy Mohammad )